Rabu, 30 Desember 2015

"Ini Aku, Utuslah Aku"

Kira-Kira 7 tahun lalu...
Sejak tahun 2009...
Awal mengenal pelayanan siswa... belum bisa dikatakan mengenal juga... awal mencicipi pelayanan siswa tepatnya... yang kian lama kian mendalam sampai hari ini... dan semakin mendalam untuk waktu-waktu kedepan...
Sesuatu yang ga pernah terpikirkan dalam benak mel bahkan saat mel mulai sungguh-sungguh aktif di dalamnya sejak 2011 silam...
Sesuatu yang ga pernah ada dalam target cita-cita mel.. bahkan dalam doa mel sebelumnya...
Kini menjadi sesuatu yang memenjarakan hati mel... Hingga begitu menyesakkan tatkala panggilan itu kian melengking kuat di telinga mel...
Memulai dari hanya peserta Camp KTB Siswa, AKK, membangun persekutuan siswa kristen di SMA, Ketua Persekutuan Siswa Kristen di SMA, Kordinator Persekutuan Siswa di SMA, TPS Junior, TPS Madya, hingga memasuki Alumni yang tetap dalam Pelayanan Siswa...

Sudah dari awal mel berjuang memberi rem dan alarm yang kuat pada diri mel sendiri untuk CUKUP !! Jangan pernah mengambil bagian lebih dalam pelayanan ini... !! CUKUP MEL !! Tapi lihat ?? kenyataannya mel juga yang menabrak pagar batas itu, yang mengabaikan "alarm" itu.. Yap dengan kesadaran sepenuhnya  !! Konyol bukan ?!!

Mel juga seringkali sadar bahwa diri mel sedang diarahkan... pembicaraan dan pertemuan-pertemuan yang diarahkan pada suatu maksud tertentu dalam pelayanan ini... mel sadar... sepenuhnya sadar.. namun dalam sepenuhnya sadar mel juga membiarkan diri mel untuk "di giring". Dan akhirnya dengan sukarela berada di dalamnya...

Sampai detik ini mel sungguh-sungguh ga habis pikir kenapa harus sejauh dan sedalam ini... Tidakkah mel tahu ini semua tidak termuat dalam rencana jangka pendek, rencana menengah, bahkan cita-cita jangka panjang mel?? Entah apa yang salah... Mel tahu semua ini bukanlah hal yang salah.. justru amat baik dan sampai detik ini mel pribadi yang merasa tidak cukup baik untuk berada dalam bagian ini... Namun keberadaan mel semakin lama justru semakin tak ingin dipisahkan ataupun melepas semua ini... Meski mel tak layak atau bahkan tak berarti bagi pelayanan ini... Mel sangat membutuhkannya.. Sangat !!

Entah rekan-rekan mel melihat "api" itu dalam mel atau mereka hanya suka menggoda mel sehingga mereka suka menyebut nyebut "Staff" pada mel... Awalnya mel amat sangat terganggu dengan semua itu... Tegas mel tahu, mel tidak berminat dan tidak berniat untuk jadi Staff Full Time... dan semua godaan mereka berujung hanya sebagai lelucon bagi mel... Begitu sebelumnya namun tidak hari ini... Panggilan menjadi Staff kian menggelitik perasaan mel, mulai sayup-sayup di telinga mel, hingga otak mel mulai membayang-bayangkannya berakhir pada suatu komitmen mendoakannya... Mel masih sangat bebal... amat bebal... mel menunda-nundanya dan mengerjakan hal yang lain... berharap mendapati ternyata panggilan mel bukanlah staff... Kenyataan yang mel dapati.. hati ini semakin ga karuan.. , mel semakin gemas dan panas... Entah apa mau Tuhan dan inikah kehendakNya? mel mendapati pelayanan siswa kian memenjarakan hati mel...

Mel mulai mendoakan untuk mengambil komitmen sebagai Staff Full Time... (dengan catatan sebagian diri mel masih mencoba berontak).... Kamp Nasional Pembimbing Siswa di Solo pada Agustus 2015 lalu kian menguatkan mel untuk menyerahkan "kendali" hidup mel pada Tuhan.. Respon mel makin bungkam... mulai merasa perlu lebih cepat untuk memutuskan.. serius mendoakan.. mulai membahasnya dengan orang tua (khususnya mama), dan mulai menimbang-nimbang...

Entah apa maksud Tuhan.. Ia izinkan "tembok" menghadang mel dan "kepungan" dari segala penjuru mulai mendesak mel... Saat dengan sangat serius mel meminta izin pada mama untuk mel mengambil bagian sebagai Staff, beliau tegas menolak... tak cukup dirinya bahkan keluarga besar dan juga pemuka di gereja yang tahu hal ini akibat curahan hati si mama'pun tak merestui niatan mel... Mel mulai tertekan... adakah Tuhan sendiri tak mau mel menjawab panggilanNya sendiri? ataukah semua ini hanya ambisi mel pribadi? mel sangat kebingungan... Bahkan keterpurukan ini tidak bisa mel tunjukkan atau bagikan pada siapapun selain kakak rohani mel... Saat -saat begini di pekerjaan mel justru diberi kepercayaan lebih yang membuat mel bukannya melihat itu sebagai suatu kehormatan namun justru menambah tekanan... Stress udah tak terelakkan lagi.. Bersyukur Tuhan izinkan mel pergi sejenakhanya untuk "Diam" dari semuanya meski harus mel akui.. mel tidak dapat benar-benar diam. Sulit bagi mel untuk mengungkapkan keruwetan yang ada dalam diri mel.. Tarik-menarik 2 hal yang berlawanan.. Zona aman mel dalam kehidupan keluarga dan pekerjaan dengan resiko pelayanan seadanya.. hidup layaknya orang normal kebanyakan yaitu "meniti masa depan" istilah yang kerap orang tua mel gunakan.. yang dalam artian sebenarnya adalah Menit Karir dan Bersiap untuk Berkeluarga (menikah) dengan orang yang tepat lantas hidup sukses & bahagia... sedangkan panggilan itu memberikan bayangan yang abstrak... Tak dapat disebut pekerjaan, tantangan & tekanan yang menantang, uang tak bisa dijadikan tujuan dan andalan, berfikir tentang hak'pun rasanya bingung untuk disebutkan sangat berbanding terbalik dengan rentetan kewajiban yang harus ditunaikan.. Dapat dibayangkan?? Ini pastilah menjadi bayangan yang amat buruk bagi kebanyakan orang... Arah yang gelap bagi mereka pecinta uang, kenyamanan, dan posisi... Namun suatu sukacita dan kelepasan bagi mel saat menyadari akan melangkah pasti kedalamnya.. Jangan tanya !! Mel pun tidak habis pikir.. Mel akui ini bukan tempat yang aman dan nyaman.. Tapi harus mel akui ada sukacita dan kelepasan yang amat sangat besar yang mel rasakan saat akhirnya mel mengaku kalah pada "panggilan" ini...

Inilah ketetapan hati yang Ia mampukan hingga akhirnya dapat menjadi bulat. , dengan sepenuhnya mel memutuskan keluar dari ikatan pekerjaan ini dan menjawab panggilan itu.. Sulit bagi mel membayangkan "jalan" yang ada di depan sana, namun mel mau melangkah dulu.... Mel mau belajar meletakkan segala percaya dan pengharapan mel pada pemilik hidup mel.., percayalah mel pun tahu ini tak semudah mengatakannya, namun bila pun mel mampu pastilah bukan karena mel, namun karena Dia.

Staff Full Time Komponen Pelayanan Siswa Perkantas Bali.. Harapan mel ini menjadi suatu langkah baru yang Ia izinkan untuk mel semakin dan lebih lagi mengenal & mengalami Dia dalam hidup mel. Karena semua bukan karena mel layak & bisa tapi karena Ia berkenan & Ia mampukan... Nukan lagi tentang perjalanan karir atau meniti karir.. Nmaun menunaikan & mengerjakan panggilan hingga waktunya kembali pulang.. Tidak menunggu Tua, namun memberikan tenaga & waktu muda yang terbaik... Sampai pada langkah ini.. Ketahuilah tak ada hal appun yang telah mel lakukan bagiNya.. karena Ia yang telah lebih dulu melakukannya bagi mel dan lebih.. lebih.. lebih dari yang mel lakukan.. Terimakasih Yesus, Ini Amel, Utuslah Amel...